Manajemen kinerja adalah salah satu kunci sukses sebuah organisasi. Ketika suatu organisasi tumbuh dan berkembang, perkembangan tersebut akan diikuti dengan peningkatan kompleksitas dalam pengendalian organisasi. Oleh karena itu diperlukan sistem pengendalian kinerja yang sistematik dan teroganisir dengan baik. Dengan perencanaan dan proses implementasi yang baik, perusahan dapat mencapai sukses secara berkesinambungan, di mana kajian terhadap kinerja secara periodik adalah inti dari proses mencapai kesuksesan. Hal yang sama juga berlaku untuk sebuah perusahaan asuransi. Secara umum, untuk sebuah
perusahaan asuransi, pengukuran kinerja dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu kinerja finansial dan kinerja non-finansial.Kinerja finansial pada sebuah perusahaan asuransi pada umumnya diekspresikan dalam pengukuran net premium earned, laba dari aktivitas underwriting (surplus underwriting), annual turnover, return on investment, return on equity, dan sebagainya. Pengukuran-pengukuran pada aspek finansial tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu pengukuran atas kinerja laba (profit performance) dan pengukuran atas kinerja investasi.
Kinerja Laba (Profit Performance)
Kinerja Laba meliputi laba yang dapat diukur secara keuangan yang merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Untuk unit bisnis (cabang), selain biaya yang terjadi pada cabang yang bersangkutan, perhitungan biaya sebaiknya mengikutsertakan porsi biaya kantor pusat yang dialokasikan bagi cabang yang bersangkutan.
Kinerja Investasi
Kinerja investasi dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah pengembalian (return) atas asset (selain kas) yang dimanfaatkan dalam menjalankan bisnis, dan yang kedua adalah pengembalian atas investasi lainnya yang didanai oleh surplus kas yang dimiliki perusahaan.Cara sederhana untuk melakukan pengukuran kinerja investasi pada unit bisnis adalah dengan menghitung return on investment (ROI) untuk masing-masing unit bisnis. Investasi pada asset di unit bisnis meliputi gedung, furniture, dan perlengkapan kantor lainnya.
Pengukuran kinerja non-finansial dapat meliputi pengukuran pertumbuhan jumlah polis, pangsa pasar, kecepatan pembuatan polis, dan lainnya seperti yang tertera pada Gambar 2 di atas. Pengukuran-pengukuran atas kinerja non-finasial tersebut dapat dikelompokan menjadi dua kategori yaitu pengukuran atas aspek internal dan pengukuran atas aspek eksternal.Pengukuran kinerja atas aspek internal meliputi:
- Kecepatan dalam proses pembuatan prosposal : perusahaan asuransi seharusnya memiliki mekanisme dalam proses pembuatan proposal. Mekanisme tersebut dapat dikatakan efektif jika membantu mempercepat proses pembuatan proposal.
- Pemberitahuan renewal secara tepat waktu: penggunaan sistem informasi akan sangat membantu perusahaan dalam menangani pemberitahuan polis yang jatuh tempo dan berpotensi untuk diperpanjang, khususnya pada saat jumlah polis sudah sangat besar.
- Penanganan pembatalan polis: polis-polis yang batal harus perlu dicermati dari waktu ke waktu guna mencari penyebab pembatalan polis tersebut. Seringkali perusahaan asuransi mengabaikan pentingnya melakukan pelacakan terhadap pembatalan polis yang terjadi dan kurang melakukan upaya untuk menjaga customer retention.
- Riset Pasar: salah satu hal penting dalam meningkatkan kinerja non-finansial dan efektivitas sebuah perusahaan asuransi adalah riset dan pengembangan. Riset dan analisis diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, perubahan kondisi persaingan pasar dan produk-produk yang perlu dikembangkan.
- Semangat Karyawan: seperti pada bisnis atau industri lainnya, perusahaan asuransi perlu melakukan kajian terhadap moral dan kepuasan karyawan. Kepuasan karyawan akan meningkatkan semangat karyawan dalam pekerjaannya sehingga dapat menjadi lebih efektif. Selain itu, kepuasan karyawan akan menghindari terjadinya internal fraud.
- Pelatihan Karyawan dan Agen: pelatihan karyawan dan agen adalah aktivitas yang sangat penting bagi suatu perusahaan asuransi dalam menghadapi lingkungan bisnis yang sangat dinamis.
- Pertumbuhan jumlah polis: pertumbuhan sektor-sektor industri merupakan parameter penting sebagai pembanding pertumbuhan jumlah polis pada segmen korporasi dan pertumbuhan income per capita umumnya digunakan sebagai pembanding pertumbuhan jumlah polis pada segmen ritel.
- Pangsa Pasar: pangsa pasar perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan data industri asuransi yang bersumber dari publikasi, asosiasi, maupun regulator. Analisa dapat dilakukan dengan membandingkan pangsa pasar suatu cabang di lokasi tetentu. Dari sini dapat diketahui cabang-cabang mana saja yang memiliki pangsa pasar di bawah pangsa pasar perusahaan secara nasional, sehingga perlu ditingkatkan kinerjanya.
- Kepuasan Pelanggan: kajian akan kepuasan pelanggan terhadap sebuah kontrak asuransi sulit untuk dilakukan. Namun, kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan dengan memberikan harga yang kompetitif, cakupan yang luas, dan kecepatan dalam administrasi polis dan pembayaran klaim.
- Pertumbuhan Jumlah Cabang: merupakan hasil dari pertumbuhan perusahaan dan upaya yang dilakukan perusahaan untuk memberikan pelayanan di wilayah tertentu. Kajian perlu dilakukan atas kebutuhan akan layanan asuransi dan jenis pertanggungan yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
- Rata-rata Jumlah Polis per Agen: efisiensi dari sebuah cabang atau perusahaan Asuransi dapat diukur dari rata-rata jumlah polis per agen atau per account executive dalam suatu periode tertentu.
http://www.bedacompany.com/index.php?option=com_content&view=article&id=73:manajemen-kinerja-perusahaan-asuransi&catid=42:business-landscape&Itemid=93
Tidak ada komentar:
Posting Komentar